Malang, 29 Agustus 2024Setiap pembukaan tahun akademik baru di STP-IPI Malang dibuka dengan serangkaian kegiatan yaitu Misa Pembukaan dan Kuliah Umum. Setelah Misa pembukaan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan laporan tridharma perguruan tinggi oleh Dr. Teresia Noiman Derung, S.Pd., M.Th., dilanjutkan penampilan istimewa dari Program Studi Pelayanan Pastoral dan Program Studi Keagamaan Katolik sebelum memulai kuliah umum.

Kuliah umum yang diadakan kali ini mengangkat tema yang sangat relevan yaitu bullying. Maraknya kasus bullying di Indonesia, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, semakin mengkhawatirkan. Data terbaru per 20 Februari 2024 menunjukkan adanya 2.000.355 kasus pelanggaran terhadap perlindungan anak, dengan 837 kasus terjadi di lingkungan satuan pendidikan dan 87 di antaranya melibatkan anak sebagai korban bullying. Angka-angka ini menyoroti kebutuhan mendesak akan upaya pencegahan yang lebih efektif dan terkoordinasi di sekolah-sekolah kita.

Bullying berdampak serius pada kesehatan mental, emosional, dan fisik korban, termasuk depresi, kecemasan, dan penurunan harga diri. Dampaknya juga dapat merusak prestasi akademik dan mengganggu hubungan sosial siswa, menyebabkan korban mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan membangun hubungan yang sehat. Bullying di sekolah, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, mengalami peningkatan. Data menunjukkan bahwa terdapat ribuan kasus pelanggaran perlindungan anak, dengan ratusan di antaranya terjadi di satuan pendidikan. Beberapa kasus serius bahkan mengakibatkan kematian siswa.

Untuk mengatasi isu penting ini, STP-IPI menyelenggarakan kuliah umum dengan tema: Pencegahan bullying pada Satuan Pendidikan, yang dibawakan secara langsung oleh Dr. Yohanes Subasno, M.Th. sebagai pemateri. Dalam kuliah umumnya, Dr. Yohanes Subasno, M.Th. membahas berbagai aspek tentang bagaimana mencegah dan menangani bullying di lingkungan pendidikan.

Bullying berdampak serius pada kesehatan mental, emosional, dan fisik korban, termasuk depresi, kecemasan, dan penurunan harga diri. Dampaknya juga dapat merusak prestasi akademik dan mengganggu hubungan sosial siswa, menyebabkan korban mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan membangun hubungan yang sehat.

Dr. Yohanes Subasno, M.Th. memulai presentasinya dengan mengingatkan untuk setiap elemen di STP-IPI Malang bahu-membahu mencegah terjadinya bullying di lingkungan kampus, “Untuk itu kita di STP-IPI, yang pertama sebagian separuh dari kita di sini akan menjadi calon guru baik di sekolah menengah maupun di sekolah dasar. Namun, kita harus ingat bahwa kita juga sedang dalam proses belajar. Kita perlu sedapat mungkin menghindari agar tidak terjadi bullying atau perundungan ini.”

Beliau menggarisbawahi pentingnya seluruh civitas akademika STP-IPI Malang menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman. “Ya, kampus kita tidak bagus sekali tetapi juga tidak jelek. Akan tetapi yang paling penting dari itu adalah suasana aman nyaman untuk belajar. Maka situasi itu bukan tugas dari bagian sarana-prasarana saja atau dari dosen saja atau tendik saja, tetapi mahasiswa ikut menciptakannya,,” ujar beliau.

Selain bullying fisik, cyberbullying juga menjadi ancaman serius. Perundungan di dunia maya dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihapus, memperburuk dampak psikologis pada korban.

Tindakan pencegahan perlu diintensifkan, termasuk melalui sosialisasi di lembaga pendidikan dan regulasi yang lebih tegas. Sekolah harus menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswa, dengan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk siswa, guru, dan tenaga pendidikan.

Pentingnya membangun budaya sekolah yang inklusif, menghargai, dan saling menghormati untuk mencegah bullying. Sekolah dan calon guru didorong untuk membentuk lingkungan yang mendukung dan aman, di mana setiap siswa merasa diterima dan dihargai, tanpa diskriminasi sosial.

Selain itu, Dr. Yohanes Subasno, M.Th. menekankan komitmen kampus STP-IPI Malang dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif. Beliau memberikan contoh konkret, “Teman-teman tahu kenapa untuk naik ke lantai dua gedung ini disediakan dua pilihan—yang satu naik tangga dan yang satu bisa melalui ramp? Ramp ini dirancang agar dapat dilalui dengan nyaman oleh mereka yang memiliki masalah dengan kaki. Jika seseorang kesulitan naik tangga, mereka bisa menggunakan ramp. Ini adalah contoh dari komitmen kita terhadap aksesibilitas dan inklusifitas. Aksesibilitas ini merupakan bagian penting dari sekolah yang inklusif.”

Penting bagi dosen untuk mengelola kelas dengan baik dan memperhatikan etika akademis. Mahasiswa juga diharapkan aktif berargumen secara konstruktif dan dosen harus terbuka terhadap masukan tanpa subjektivitas yang berlebihan.

Kuliah umum ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang mendalam dan praktis bagi seluruh peserta tentang cara mencegah dan menangani bullying di sekolah. Dengan upaya bersama, kita bisa menciptakan suasana belajar yang lebih baik dan lebih aman untuk semua. Kuliah umum ini diharapkan memberikan wawasan yang mendalam dan praktis tentang pencegahan dan penanganan bullying di sekolah. Dengan informasi dan strategi yang disampaikan oleh Dr. Yohanes Subasno, M.Th., peserta diharapkan dapat memahami dampak bullying dan menerapkan langkah-langkah efektif untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan inklusif.

Dengan komitmen dan upaya bersama dari seluruh elemen pendidikan STP-IPI Malang dapat membangun suasana belajar yang mendukung perkembangan positif bagi semua siswa. Mari kita terapkan pengetahuan ini untuk mengurangi kasus bullying dan memastikan setiap siswa merasa dihargai dan diterima di lingkungan sekolah.

Amare, Servire et Aedificare