Panel Diskusi Mahasiswa: Membahas Kemanusiaan dalam Perspektif Ajaran Sosial Gereja

Malang, 29 November 2023 – Sukses gemilang ditorehkan oleh Sekolah Tinggi Pastoral – Yayasan Institut Pastoral Indonesia Malang (STP-IPI Malang) dan Sekolah Tinggi Ilmu Pastoral Atma Reksa Ende (STIPAR Ende) dalam penyelenggaraan Panel Diskusi Mahasiswa bertajuk “Kemanusiaan dalam Perspektif Ajaran Sosial Gereja.” Acara yang menghadirkan berbagai pandangan dan gagasan segar ini berlangsung melalui zoom pada hari Sabtu (25/11) lalu.

Kolaborasi lintas kampus antara STP-IPI Malang dan STIPAR Ende ini menjadi tonggak penting dalam memperkaya wawasan akan ajaran sosial gereja yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Panel diskusi ini mengundang para mahasiswa maupun peserta dari berbagai institusi untuk berbagi pemikiran, merespon, dan memperdalam makna kemanusiaan dari sudut pandang ajaran sosial gereja. Peserta dari panel diskusi ini diikuti dari berbagai kampus bahkan juga beberapa peserta dari luar negeri yang langsung bergabung dalam zoom.

Tiga panelis utama dalam acara tersebut, yakni:

  1. Hironimus Resi : Martabat Manusia dalam Perspektif Ajaran Sosial Gereja
  2. Ferdinandus K. Kebu : Tantangan Kemanusiaan Zaman Ini
  3. Witria Wanda dan Fransisca Dacosta : Praksis Kemanusiaan Menurut Paul Janssen

Mereka membawa perspektif unik dan pandangan mendalam akan isu-isu kemanusiaan dalam konteks ajaran sosial gereja, memberikan pendekatan yang menyeluruh serta pemahaman yang lebih luas kepada para peserta yang hadir.

Hironimus Resi, dengan bimbingan dan arahan dari Dr. Teresia N. Derung, M.Th, memberikan paparan yang mendalam tentang martabat manusia dalam perspektif ajaran sosial Gereja. Sementara itu, Ferdinandus K. Kebu, dibimbing oleh Damianus Dionisius Nuwa, S.Fil., M.Th, menyoroti tantangan kemanusiaan zaman ini dengan pemaparan kejadian perdagangan manusia di NTT. Witria Wanda dan Fransisca Dacosta, dengan dukungan pengetahuan dari Yuliana Eni Yuliati, M.Ag, mengangkat praksis kemanusiaan yang dilakukan Romo Janssen selama berkarya di Indonesia.

Dalam sesi tanya jawab yang berlangsung, antusiasme peserta sangat terasa dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi yang timbul. Hal ini menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap isu-isu sosial dan kemanusiaan dalam konteks ajaran gereja.

Panel Diskusi Mahasiswa “Kemanusiaan dalam Perspektif Ajaran Sosial Gereja” ini berhasil menciptakan suasana yang sarat akan pemikiran segar, memotivasi peserta untuk lebih terlibat aktif dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam bingkai ajaran gereja. Keberhasilan ini menjadi tonggak penting dalam menjunjung tinggi makna kemanusiaan dalam konteks ajaran sosial gereja bagi masa depan yang lebih baik.